Monday, 21 April 2014

LIMFADENITIS (PEMBENGKAKAN KELENJAR)

Limfadenitis



                                    Sumber : http://medicastore.com/images/Limfadenitis%204.jpg


No ICPC II  :   L04.9
No ICD X  :   B70 Lymphadenitis Acute
Tingkat Kemampuan: 4A


Masalah Kesehatan

Limfadenitis adalah peradangan pada satu atau beberapa kelenjar getah  bening. Limfadenitis bisa disebabkan oleh infeksi dari berbagai organisme,  yaitu bakteri, virus, protozoa, riketsia atau jamur.  Secara khusus, infeksi  menyebar ke kelenjar getah bening dari infeksi kulit, telinga, hidung atau  mata. Bakteri Streptokokus, staphilokokus, dan Tuberkulosis adalah penyebab  paling umum dari limfadenitis, meskipun virus, protozoa, rickettsiae, jamur  juga dapat menginfeksi kelenjar getah bening.

Hasil Anamnesis (Subjective)

Keluhan:
a.  Pembengkakan kelenjar getah bening 
b.  Demam
c.  Kehilangan nafsu makan
d.  Keringat berlebihan 
e.  Nadi cepat
f.  Kelemahan
g.  Nyeri tenggorok dan batuk bila disebabkan oleh infeksi  saluran pernapasan bagian atas
h.  Nyeri sendi bila disebabkan oleh penyakit kolagen atau penyakit serum  (serum sickness)

Faktor Risiko:
a.  Riwayat penyakit seperti tonsilitis yang disebabkan oleh bakteri  streptokokus, infeksi gigi dan gusi yang disebabkan oleh bakteri anaerob. 
b.  Riwayat perjalanan dan pekerjaan ke daerah endemis penyakit tertentu, misalnya perjalanan ke daerah-daerah Afrika dapat menunjukkan penyebab limfadenitis adalah penyakit Tripanosomiasis. Sedangkan
pada orang yang bekerja di hutan Limfadenitis dapat terkena Tularemia.
c.  Paparan terhadap infeksi / kontak sebelumnya kepada orang dengan infeksi saluran nafas atas, faringitis oleh Streptococcus, atau  tuberculosis turut membantu mengarahkan penyebab limfadenopati.

Hasil Pemeriksaan Fisik dan Pemeriksaan Penunjang Sederhana (Objective)

Pemeriksaan Fisik 

a.  Pembesaran kelenjar getah bening (KGB) leher bagian posterior  (belakang) terdapat pada infeksi rubela dan mononukleosis. Sedangkan  pada pembesaran KGB oleh infeksi virus, umumnya bilateral (dua sisi-
kiri/kiri dan kanan) dengan ukuran normal bila diameter 0,5cm, dan  lipat paha bila diameternya >1,5 cm dikatakan abnormal). 

b.  Nyeri tekan bila disebabkan oleh infeksi bakteri.

c.  Kemerahan dan hangat pada perabaan mengarah kepada infeksi bakteri  sebagai penyebabnya.

d.  Fluktuasi menandakan terjadinya abses.

e.  Bila disebabkan keganasan tidak ditemukan tanda-tanda peradangan  tetapi teraba keras dan tidak dapat digerakkan dari jaringan sekitarnya.

f.  Pada infeksi oleh mikobakterium pembesaran kelenjar berjalan  mingguan-bulanan, walaupun dapat mendadak, KGB menjadi fluktuatif  dan kulit diatasnya menjadi tipis, dan dapat pecah.

g.  Adanya tenggorokan yang merah, bercak-bercak putih pada tonsil,  bintik-bintik merah pada langit-langit mengarahkan infeksi oleh bakteri  streptokokus. 

h.  Adanya selaput pada dinding tenggorok, tonsil, langit-langit yang sulit  dilepas dan bila dilepas berdarah, pembengkakan pada jaringan lunak  leher (bull neck) mengarahkan kepada infeksi oleh bakteri Difteri. 

i.  Faringitis, ruam-ruam dan pembesaran limpa mengarahkan kepada infeksi Epstein Barr Virus. 

j.  Adanya radang pada selaput mata dan bercak koplik mengarahkan kepada Campak. 

k.  Adanya bintik-bintik perdarahan (bintik merah yang tidak hilang dengan penekanan), pucat, memar yang tidak jelas penyebabnya, disertai pembesaran hati dan limpa mengarahkan kepada leukemia.

Pemeriksaan Penunjang 
Pemeriksaan skrining TB : BTA sputum, LED, mantoux test.
Laboratorium : Darah perifer lengkap

Penegakan Diagnosis (Assessment)

Diagnosis Klinis
Limfadenititis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik.

Diagnosis Banding
a.  Mumps
b.  Kista Duktus Tiroglosus
c.  Kista Dermoid
d.  Hemangioma

Komplikasi
a.  Pembentukan abses
b.  Selulitis (infeksi kulit)
c.  Sepsis (septikemia atau keracunan darah)
d.  Fistula (terlihat dalam limfadenitis yang disebabkan oleh TBC)

Rencana Penatalaksanaan Komprehensif (Plan)

Penatalaksanaan
a.  Pencegahan dengan menjaga kesehatan dan kebersihan badan bisa  membantu mencegah terjadinya berbagai infeksi.
b.  Untuk membantu mengurangi rasa sakit, kelenjar getah bening yang  terkena bisa dikompres hangat.
c.  Tata laksana pembesaran KGB leher didasarkan kepada penyebabnya. 
     1.  Penyebab oleh virus dapat sembuh sendiri dan tidak membutuhkan  pengobatan apa pun selain dari observasi. 
     2.  Pengobatan pada infeksi KGB oleh bakteri (limfadenitis) adalah antibiotic oral 10 hari dengan pemantauan dalam 2 hari pertama  flucloxacillin 25 mg/kgBB empat kali sehari. Bila ada reaksi alergi
terhadap antibiotic golongan penicillin dapat diberikan cephalexin 25 mg/kg (sampai dengan 500 mg) tiga kali sehari atau erythromycin 15 mg/kg (sampai 500 mg) tiga kali sehari. 
     3.  Bila penyebabnya adalah mycobacterium tuberculosis maka diberikan obat anti tuberculosis. 
     4.  Biasanya jika infeksi telah diobati, kelenjar akan mengecil secara perlahan dan rasa sakit akan hilang. Kadang-kadang kelenjar yang  membesar tetap keras dan tidak lagi terasa lunak pada perabaan.

Konseling dan Edukasi
a.  Keluarga turut menjaga kesehatan dan kebersihan  sehingga mencegah terjadinya berbagai infeksi dan penularan.
b.  Keluarga turut mendukung dengan memotivasi pasien dalam  pengobatan.

Rencana follow up :
Pasien kontrol untuk mengevaluasi KGB dan terapi yang diberikan.

Kriteria rujukan 

a.  Kegagalan untuk mengecil setelah 4-6 minggu dirujuk untuk mencari penyebabnya (indikasi untuk dilaksanakan biopsi kelenjar getah bening).
b.  Biopsi dilakukan bila terdapat tanda dan gejala yang mengarahkan kepada keganasan, KGB yang menetap atau bertambah besar dengan pengobatan yang tepat, atau diagnosis belum dapat ditegakkan.

Sarana Prasarana

a.  Alat ukur untuk mengukur beasarnya kelenjar getah bening
b.  Mikroskop
c.  Reagen BTA dan Gram

Prognosis 

Prognosis pada umumnya bonam.

1 comment:

  1. artikelnya sangat bermanfaat sekali, di tunggu artikel yang lainnya

    http://blogobattasik.com/obat-tradisional-limfadenitis/

    ReplyDelete