Alergi Makanan
No. ICPC II : A92 Allergy/ allergic reaction NOSNo. ICD X :
Tingkat Kemampuan: 4A
Masalah Kesehatan
a. Alergi makanan adalah suatu respons normal terhadap makanan yang dicetuskan oleh suatu reaksi yang spesifik didalam suatu sistem imun dan diekspresikan dalam berbagai gejala yang muncul dalam hitunganmenit setelah makanan masuk; namun gejala dapat muncul hingga beberapa jam kemudian.
b. Berbagai rekasi lainnya bukan termasuk alergi diantara intoleransi makanan seperti laktosa atau susu, keracunan makanan, reaksi toksik.
c. Kebanyakan reaksi hipersensitivitas disebabkan oleh susu, kacang, telur, kedelai, ikan, kerang, gandum.
d. Pada alergi susu dan telur akan berkurang dengan bertambahnya usia. Alergi kacang dan makanan laut sering pada dewasa.
e. Kebanyakan alergi makanan adalah reaksi hipersensitivitas tipe I (IgE mediated) atau tipe lambat (late-phase IgE-mediated,immune complexmediated, cell-mediated).
f. Rekasi anfilaksis merupakan manifestasi paling berat.
g. Alergi makanan tidak berhubungan dengan IBS ,namun harus dipertimbangkan untuk pasien atopi. Tidak ada bukti kuat bahwa alergi makanan dalam patogenesis IBD (Irritation Bowel Disease)
h. Kriteria pasti untuk diagnosis alergi makanan adalah cetusan berulang dari gejala pasien setelah makan makanan tertentu diikuti bukti adanya suatu mekanisme imunologi.
Hasil Anamnesis (Subjective)
Keluhana. Pada kulit: eksim, urtikaria. Pada saluran pernapasan : rinitis, asma.
b. Keluhan pada saluran pencernaan: gejala gastrointestinal non spesifik dan berkisar dari edema, pruritus bibir, mukosa pipi, mukosa faring, muntah, kram, distensi, diare.
c. Sindroma alergi mulut melibatkan mukosa pipi atau lidah tidak berhubungan dengan gejala gastrointestinal lainnya.
d. Diare kronis dan malabsorbsi terjadi akibat reaksi hipersensitivitas lambat non Ig-E-mediated seperti pada enteropati protein makanan dan penyakit seliak
e. Hipersensitivitas susu sapi pada bayi menyebabkan occult bleeding atau frank colitis.
Faktor Risiko : terdapat riwayat alergi di keluarga
Hasil Pemeriksaan Fisik dan Pemeriksaan Penunjang Sederhana (Objective)
Pemeriksaan Fisik :Pemeriksaan fisik pada kulit dan mukosa serta paru.
Pemeriksaan Penunjang : -
Penegakan Diagnosis (Assessment)
Diagnosis Klinis :Diagnosis ditegakkan berdasar anamnesis dan pemeriksaan fisik
Diagnosis Banding : Intoksikasi makanan
Komplikasi : Reaksi alergi berat
Rencana Penatalaksanaan Komprehensif (Plan)
PenatalaksanaanRiwayat reaksi alergi berat atau anafilaksis:
a. Hindari makanan penyebab
b. Jangan lakukan uji kulit atau uji provokasi makanan
c. Gunakan pemeriksaan in vitro (tes radioalergosorbent-RAST)
Rujukan pemeriksaan
a. Uji kulit langsung dengan teknik Prick dengan ekstrak makanan dan cairan kontrol merupakan metode sederhana dan sensitif mendeteksi antibodi sel mast spesifik yang berikatan dengan IgE.Hasil positif
(diameter lebih dari 3 mm dari kontrol mengindikasikan adanya antibodi yang tersensitisasi, yang juga mengindikasikan adanya alergi makanan yang dapat dikonfirmasi dengan food challenge).
Uji kulit positif:
1. Hindari makanan yang terlibat secara temporer
2. Lakukan uji terbuka
a) Jika uji terbuka positif: hindari makan yang terlibat dan lakukan uji plasebo tersamar ganda
b) Jika uji terbuka negatif: tidak ada retriksi makanan, amati dan ulangi test bila gejala muncul kembali
Uji kulit negatif: Hindari makanan yang terlibat temporer diikuti uji terbuka.
b. Uji provokasi makanan: menunjukkan apakah gejala yang ada hubungan dengan makanan tertentu. Kontraindikasi untuk pasien dengan riwayat anafilaksis yang berkaitan dengan makanan.
c. Eliminasi makanan: eliminasi sistemik makanan yang berbeda dengan pencatatan membantu mengidentifikasi makananan apa yang menyebabkan alergi
Rencana Tindak Lanjut
a. Edukasi pasien untuk kepatuhan diet pasien
b. Menghindari makanan yang bersifat alergen sengaja mapun tidak sengaja (perlu konsultasi dengan ahli gizi)
c. Perhatikan label makanan
d. Menyusui bayi sampai usia 6 bulan menimbulkan efek protektif terhadap alergi makanan
No comments:
Post a Comment