Monday, 21 April 2014

ANEMIA

Anemia

No. ICPC II :  B82 Anaemia other/unspecified
No. ICD X :  D64.9 Anaemia, unspecified



Masalah Kesehatan
Penurunan  kadar Hemoglobin  yang menyebabkan penurunan kadar oksigen  yang didistribusikan ke seluruh tubuh sehingga menimbulkan berbagai  keluhan (sindrom anemia).

Hasil Anamnesis (Subjective)

Keluhan
Pasien datang ke dokter dengan keluhan lemah, lesu, letih, lelah, penglihatan  berkunang-kunang, pusing, telinga berdenging dan penurunan konsentrasi.

Faktor Risiko
a.  Ibu hamil
b.  Remaja putri
c.  Pemakaian obat cephalosporin, chloramphenicol jangka panjang
d.  Status gizi kurang
e.  Faktor ekonomi kurang 

Hasil Pemeriksaan Fisik dan Pemeriksaan Penunjang Sederhana (Objective)

Pemeriksaan Fisik Patognomonis
a.  Mukokutaneus: pucat–indikator yang cukup baik, sianotik, atrofi papil  lidah (anemia defisiensi besi dan anemia pernisiosa), alopesia (anemia  defisiensi besi), ikterik (anemia hemolitik), koilonikia (anemia defisiensi
besi), glositis (anemia pernisiosa), rambut kusam, vitiligo (anemia pernisiosa).
b.  Kardiovaskular : takikardi, bising jantung.
c.  Respirasi : frekuensi napas (takipnea).
d.  Mata: konjungtiva pucat.

Tanda dan gejala lain dapat dijumpai sesuai dengan penyebab dari anemia  tersebut, yaitu:
a.  Mata: dapat mencerminkan adanya manifestasi dari suatu anemia  tertentu (misal : perdarahan pada anemia aplastik) 
b.  Gastrointestinal  : ulkus oral dapat menandakan suatu imunodefisiensi  (anemia aplastik, leukemia), colok dubur
c.  Urogenital (inspekulo) : massa pada organ genitalia wanita 
d.  Abdomen : hepatomegali, splenomegali, massa
e.  Status gizi kurang

Faktor Predisposisi
a.  Infeksi kronik 
b.  Keganasan
c.  Pola makan (Vegetarian)

Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan darah: Hemoglobin (Hb), Hematokrit (Ht), leukosit, trombosit,  jumlah eritrosit, morfologi darah tepi (apusan darah tepi), MCV, MCH, MCHC,  retikulosit.

 Penegakan Diagnosis (Assessment)

Diagnosis Klinis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan hasil  pemeriksaan darah dengan kriteria Hb darah kurang dari kadar Hb normal.

Nilai rujukan kadar hemoglobin normal menurut WHO: 
Laki-laki: > 13 g/dl
Perempuan: > 12 g/dl
Perempuan hamil: > 11 g/dl

Klasifikasi :


Catatan:
Memakai bagan alur berdasarkan morfologi (MCH, MCV):  hipokromik mikrositer, normokromik normositer dan makrositer

Diagnosis Banding

a.  Anemia defesiensi besi
b.  Anemia defisiensi vit B12, asam folat
c.  Anemia Aplastik
d.  Anemia Hemolitik
e.  Anemia pada penyakit kronik

Komplikasi

a.  Gagal jantung
b.  Syncope

 Rencana Penatalaksanaan komprehensif (Plan)

Penatalaksanaan
Atasi penyebab yang mendasarinya. Jika didapatkan kegawatan (misal:  anemia gravis atau distres pernafasan), pasien segera dirujuk.

Pada anemia defisiensi besi:
a.  Anemia dikoreksi peroral: 3  – 4x sehari dengan besi elemental 50  – 65 mg 
     1.  Sulfas ferrosus 3 x 1 tab (325 mg mengandung 65 mg besi elemental,  195; 39).
     2.  Ferrous fumarat 3 x 1 tab (325; 107 dan 195; 64).
     3.  Ferrous glukonat 3 x 1 tab (325; 39).
b.  Pasien diinformasikan mengenai efek samping obat: mual, muntah,  heartburn, konstipasi, diare, BAB kehitaman.
c.  Jika tidak dapat mentoleransi koreksi peroral atau kondisi akut maka  dilakukan koreksi parenteral segera.

Pada anemia defisiensi asam folat dan defisiensi B12
a.  Anemia dikoreksi peroral dengan:
     1.  Vitamin B12 80 mikrogram (dalam multivitamin).
     2.  Asam folat 500 – 1000 mikrogram (untuk ibu hamil 1 mg).
b.  Koreksi cepat (parenteral atau i.m)  oleh dokter spesialis

Pemeriksaan Penunjang Lanjutan (bila diperlukan)
a.  Anemia defisiensi besi: ferritin serum, SI, TIBC
b.  Anemia hemolitik: bilirubin, LDH, tes fragilitas osmotik, Acid Ham’s test,  tes Coombs’
c.  Anemia megaloblastik: serum folat, serum cobalamin
d.  Thalassemia: elektroforesis hemoglobin
e.  Anemia aplastik atau keganasan: biopsi dan aspirasi sumsum tulang

Konseling dan Edukasi
Prinsip konseling pada anemia adalah memberikan pengertian kepada pasien  dan keluarganya tentang perjalanan penyakit dan tata laksananya, sehingga  meningkatkan kesadaran dan kepatuhan dalam berobat serta meningkatkan  kualitas hidup pasien.

Kriteria rujukan 

a.  Anemia berat dengan indikasi transfusi (Hb < 6 mg%).
b.  Untuk anemia karena penyebab yang tidak termasuk kompetensi dokter  layanan primer, dirujuk ke dokter spesialis penyakit dalam.

Sarana Prasarana

Pemeriksaan Laboratorium Sederhana.
 

Prognosis

Prognosis umumnya tidak sampai mengancam jiwa, namun dubia ad bonam  karena  sangat tergantung pada penyakit yang mendasarinya. Bila penyakit  yang mendasarinya teratasi, dengan nutrisi yang baik, anemia dapat teratasi.

No comments:

Post a Comment