Thursday, 12 June 2014

OTITIS EKSTERNA

Otitis Eksterna




No. ICPC II : H70 Otitis eksterna
No. ICD X : H60.9 Otitis Externa, Unspecified
Tingkat Kemampuan: 4A

Masalah Kesehatan

Otitis eksterna adalah radang liang telinga akut maupun kronis disebabkan
oleh infeksi bakteri, jamur, dan virus. Penyakit ini sering dijumpai pada
daerah-daerah yang panas dan lembab dan jarang pada iklim-iklim sejuk dan
kering.

Hasil Anamnesis (Subjective)

Keluhan
Pasien datang dengan keluhan rasa sakit pada telinga, terutama bila daun
telinga disentuh dan waktu mengunyah. Namun pada pasien dengan
otomikosis biasanya datang dengan keluhan rasa gatal yang hebat dan rasa
penuh pada liang telinga.

Rasa sakit di dalam telinga bisa bervariasi dari yang hanya berupa rasa tidak
enak sedikit, perasaan penuh di dalam telinga, perasaan seperti terbakar
hingga rasa sakit yang hebat, serta berdenyut. Rasa penuh pada telinga
merupakan keluhan yang umum pada tahap awal dari otitis eksterna difusa
dan sering mendahului terjadinya rasa sakit dan nyeri tekan daun telinga.

Kurang pendengaran mungkin terjadi pada otitis eksterna disebabkan edema
kulit liang telinga, sekret yang serous atau purulen, penebalan kulit yang
progresif pada otitis eksterna yang lama sehingga sering menyumbat lumen
kanalis dan menyebabkan timbulnya tuli konduktif.

Faktor Risiko
  a. Lingkungan yang panas dan lembab
  b. Berenang
  c. Membersihkan telinga secara berlebihan, seperti dengan cotton bud
     ataupun benda lainnya
  d. Kebiasaan memasukkan air ke dalam telinga
  e. Penyakit sistemik diabetes

Hasil Pemeriksaan Fisik dan Pemeriksaan Penunjang Sederhana (Objective)

Pemeriksaan Fisik
  a. Nyeri tekan pada tragus
  b. Nyeri tarik daun telinga
  c. Kelenjar getah bening regional dapat membesar dan nyeri
  d. Pada pemeriksaan liang telinga:
     1. Pada otitis eksterna sirkumskripta dapat terlihat furunkel atau bisul
         serta liang telinga sempit;
     2. Pada otitis eksterna difusa liang telinga sempit, kulit liang telinga
         terlihat hiperemis dan udem yang batasnya tidak jelas serta sekret
         yang sedikit.
    3. Pada otomikosis dapat terlihat jamur seperti serabut kapas dengan
        warna yang bervariasi (putih kekuningan)
    4. Pada herpes zoster otikus tampak lesi kulit vesikuler di sekitar liang
        telinga.
e. Pada pemeriksaan penala kadang didapatkan tuli konduktif.
 

Pemeriksaan Penunjang:
Pemeriksaan sediaan langsung jamur dengan KOH untuk otomikosis

Penegakan Diagnosis (Assessment)

Diagnosis Klinis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan
pemeriksaan penunjang.

Klasifikasi Otitis Eksterna:
a. Otitis Eksterna Akut
   1. Otitis eksterna sirkumskripta
       Infeksi bermula dari folikel rambut di liang telinga yang disebabkan
       oleh bakteri stafilokokus dan menimbulkan furunkel di liang telinga
       di 1/3 luar.
   2. Otitis eksterna difus
b. Infeksi pada 2/3 dalam liang telinga akibat infeksi bakteri. Umumnya
    bakteri penyebab yaitu Pseudomonas. Bakteri penyebab lainnya yaitu
    Staphylococcus albus, Escherichia coli, Enterobacter aerogenes. Danau,
    laut dan kolam renang merupakan sumber potensial untuk infeksi
    ini.Otomikosis
    Infeksi jamur di liang telinga dipermudah oleh kelembaban yang tinggi di
    daerah tersebut. Yang tersering ialah jamur Pityrosporum, Aspergillus.
    Kadang-kadang ditemukan juga kandida albikans atau jamur lain.
c. Herpes Zoster Otikus
    Penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus Varicella zoster. Virus ini
    menyerang satu atau lebih dermatom saraf kranial.

Diagnosis Banding

  a. Otitis eksternanekrotik
  b. Perikondritis yang berulang
  c. Kondritis
  d. Dermatitis, seperti psoriasis dan dermatitis seboroika.

Komplikasi

Infeksi kronik liang telinga jika pengobatan tidak adekuat dapat terjadi
stenosis atau penyempitan liang telinga karena terbentuk jaringan parut

Rencana Penatalaksanaan Komprehensif (Plan)

Penatalaksanaan
a. Membersihkan liang telinga dengan pengisap atau kapas dengan
    berhati-hati.
b. Selama pengobatan sebaiknya pasien tidak berenang dan tidak
    mengorek telinga.
c. Farmakologi:
   1. Topikal
       • Otitis eksterna sirkumskripta pada stadium infiltrat diberikan
          salep ikhtiol atau antibiotik dalam bentuk salep seperti polymixin
          B atau basitrasin.
       • Pada otitis eksterna difus dengan memasukkan tampon yang
          mengandung antibiotik ke liang telinga supaya terdapat kontak
         yang baik antara obat dengan kulit yang meradang. Pilihan
         antibiotika yang dipakai adalah campuran polimiksin B, neomisin,
         hidrokortison dan anestesi topikal.
      • Pada otomikosis dilakukan pembersihan liang telinga dari plak
         jamur dilanjutkan dengan mencuci liang telinga dengan larutan
         asam asetat 2% dalam alkohol 70% setiap hari selama 2 minggu.
         Irigasi ringan ini harus diikuti dengan pengeringan. Tetes telinga
         siap beli dapat digunakan seperti asetat-nonakueous 2% dan mkresilasetat.
  2. Oral sistemik
      • Antibiotika sistemik diberikan dengan pertimbangan infeksi yang
        cukup berat.
     • Analgetik paracetamol atau ibuprofen dapat diberikan.
     • Pengobatan herpes zoster otikus sesuai dengan tatalaksana
       Herpes Zoster.
  3. Bila otitis eksterna sudah terjadi abses, diaspirasi secara steril untuk
      mengeluarkan nanah.

Pemeriksaan Penunjang Lanjutan
Evaluasi pendengaran pada kasus post herpetis zooster otikus.
Rencana Tindak Lanjut
a. Tiga hari pasca pengobatan untuk melihat hasil pengobatan.
b. Khusus untuk otomikosis, tindak lanjut berlangsung sekurangkurangnya
    2 minggu.

Konseling dan Edukasi
Pasien dan keluarga perlu diberitahu tentang:
a. Tidak mengorek telinga baik dengan cotton bud atau lainnya.
b. Selama pengobatan pasien tidak boleh berenang.
c. Penyakit dapat berulang sehingga harus menjaga liang telinga agar
    dalam kondisi kering dan tidak lembab.

Kriteria Rujukan

a. Pada kasus herpes zoster otikus
b. Kasus otitis eksterna nekrotikan

Sarana Prasarana

a. Lampu kepala
b. Corong telinga
c. Aplikator kapas
d. Otoskop

Prognosis

Prognosis tergantung dari perjalanan penyakit, ada/tidaknya komplikasi,
penyakit yang mendasarinya serta pengobatan lanjutannya.



Sumber gambar :
 https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhxx_yebmbvo-93QPI-n8rjPtqgVK3KD96lRng-7unR8OLNYrJrt_psHAYnE-jiVafXcRVS21Qib0beuoZ7s3-ktMNt-90v30_3xbhYpOlLw9D0AgXSgVacU1aPHhXcLE72Ewv8xlKqkhcm/s1600/2.png
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiFYwtN1xdR-nmPtnHsXfE1C23NVzIHltOfEE60l6V8U4rbaNOaPAK0KipIdVcidzd9HaKnB_GTELoc8HZUOnP3Tnwz_E5oOo_fv5xcFqOGCRpF7wYbnNEiPLS64OdBTgF_egC0nHnzYQk/s400/otitis+externa+5.jpg
http://img.medscape.com/pi/emed/ckb/pediatrics_surgery/993855-994550-79tn.jpg

No comments:

Post a Comment