Saturday, 28 June 2014

INFARK MIOKARD

Infark Miokard


No. ICPC II : K75 Acute Myocardial Infarction
No. ICD X : I21.9 Acute Myocardial Infarction, Unspecified
Tingkat Kemampuan: 3B

Masalah Kesehatan

Infark miokard (IM) adalah perkembangan yang cepat dari nekrosis otot
jantung yang disebabkan oleh ketidak seimbangan yang kritis antara suplai
oksigen dan kebutuhan miokardium. Ini biasanya merupakan hasil dari
ruptur plak dengan trombus dalam pembuluh darah koroner, mengakibatkan
kekurangan suplai darah ke miokardium.

Hasil Anamnesis (Subjective)

Keluhan
a. Nyeri dada retrosternum seperti tertekan atau tertindih benda berat.
b. Nyeri menjalar ke dagu, leher, tangan, punggung, dan epigastrium.
    Penjalaran ke tangan kiri lebih sering terjadi.
c. Disertai gejala tambahan berupa sesak, mual muntah, nyeri
    epigastrium, keringat dingin, dan anxietas.

Faktor Risiko
Yang tidak dapat diubah:
a. Usia
    Risiko meningkat pada pria datas 45 tahun dan wanita diatas 55 tahun
    (umumnya setelah menopause).
b. Jenis kelamin
    Morbiditas akibat penyakit jantung koroner (PJK) pada laki-laki dua kali
    lebih besar dibandingkan pada perempuan, hal ini berkaitan dengan
    estrogen endogen yang bersifat protektif pada perempuan. Hal ini
    terbukti insidensi PJK meningkat dengan cepat dan akhirnya setara
    dengan laki-laki pada wanita setelah masa menopause.
c. Riwayat keluarga
    Riwayat anggota keluarga sedarah yang mengalami penyakit jantung
    koroner sebelum usia 70 tahun merupakan faktor risiko terjadinya PJK.
    Yang dapat diubah:
a. Mayor
    1. Peningkatan lipid serum
    2. Hipertensi
    3. Merokok
    4. Konsumsi alkohol
    5. Diabetes Melitus
    6. Diet tinggi lemak jenuh,kolesterol dan kalori
b. Minor
    1. Aktivitas fisik kurang
    2. Stress psikologik
    3. Tipe kepribadian

Faktor Predisposisi: -

Hasil Pemeriksaan Fisik dan Pemeriksaan Penunjang Sederhana (Objective)

Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan tanda sering tidak membantu diagnosis
a. Pasien biasanya terbaring dengan gelisah dan kelihatan pucat
b. Hipertensi/hipotensi
c. Dapat terdengar suara murmur dan gallop S3
d. Ronki basah disertai peningkatan vena jugularis dapat ditemukan pada
    AMI yang disertai edema paru
e. Sering ditemukan aritmia

Pemeriksaan Penunjang
EKG:
a. Pada STEMI, terdapat elevasi segmen ST diikuti dengan perubahan
    sampai inversi gelombang T, kemudian muncul peningkatan gelombang
    Q minimal di dua sadapan.
b. Pada NSTEMI, EKG yang ditemukan dapat berupa depresi segmen ST
     dan inversi gelombang T, atau EKG yang normal.
 
Laboratorium (dilakukan di layanan rujukan):
Peningkatan kadar enzim atau isoenzim merupakan indikator spesifik infark
miokard akut, yaitu kreatinin fosfokinase (CPK.CK), troponin T, dan isoenzim
CPK MP atau CKMB.

Penegakan Diagnosis (Assessment)

Diagnosis Klinis
Diagnosis ditegakkan berdasar anamnesis, pemeriksaan fisik dan penunjang.
Kriteria diagnosis pasti jika terdapat 2 dari 3 hal di bawah ini:
  a. Klinis : nyeri dada khas angina.
  b. EKG : ST elevasi atau ST depresi atau T inverted.
  c. Laboratorium : peningkatan enzim jantung.

Klasifikasi
a. STEMI
b. NSTEMI

Diagnosis Banding
a. Angina pectoris prinzmetal
b. Unstable angina pectoris
c. Ansietas
d. Diseksi aorta
e. Dispepsia
f. Miokarditis
g. Pneumothoraks
h. Emboli paru

Komplikasi

a. Aritmia letal
b. Perluasan infark dan iskemia paska infark, disfungsi otot jantung, defek
    mekanik, ruptur miokard.

Rencana Penatalaksanaan Komprehensif (Plan)

Penatalaksanaan
a. Tata Laksana: Segera rujuk setelah pemberian MONACO:
    M : Morfin, 2,5-5 mg IV
    O : Oksigen 2-4 L/m
    N : Nitrat, bisa diberikan nitrogliserin infus dengan dosis mulai dari
         5mcg/m (titrasi) atau ISDN 5-10 mg sublingual maksimal 3 kali
    A : Aspirin, dosis awal 160-320 mg dilanjutkan dosis pemeliharaan
         1 x 160 mg
   CO : Clopidogrel, dosis awal 300-600 mg, dilanjutkan dosis
            pemeliharaan 1 x 75 mg
    Dirujuk dengan terpasang line infus dan oksigen
b. Modifikasi gaya hidup:
    Modifikasi gaya hidup dalam hal pola makan, olah raga/aktivitas fisik,
    menghentikan rokok, pengendalian stres, untuk menurunkan risiko
    predisposisi.
c. Pengobatan Biomedis (dilakukan di layanan rujukan):
    1. Antikoagulan: Heparin 20.000-40.000 U/24 jam IV tiap 4-6 jam
    2. Streptokinase/trombolisis
    3. PCI (Percutaneous coronary intervention)

Pemeriksaan Penunjang Lanjutan (bila diperlukan): EKG serial

Konseling dan Edukasi
Edukasi untuk mengendalikan faktor risiko, teratur kontrol ke dokter untuk
terapi lanjutan.

Kriteria Rujukan

Segera dirujuk setelah mendapatkan terapi MONACO ke layanan sekunder
dengan spesialis jantung atau spesialis penyakit dalam

Sarana Prasarana

a. Tabung dan selang atau masker oksigen
b. Obat-obatan: Nitrat, Aspirin, Clopidrogel, Morfin
c. Elektrokardiografi (EKG)
d. Infus set dan cairan infus
e. Ambulans

Prognosis

Prognosis umumnya dubia, tergantung pada pada tatalaksana dini dan tepat.




Sumber gambar :
 https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh5-5xxXTBDzfeWdVe3NREqN6C3c68ZjJnok1dIC_EcBWUkCUqxWdA22nM1AlqhMZTrAXo6aeyO4ZIehP2-pUNFxZv0jwUHr6dDqCQbkYGUmBVrgU9e1c6WBE_Ni9BUOU4bQsKfxtFcmGH-/s1600/Infark+miocard1.jpg
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhdObNqQIrI5ymVwVuEyydtsTbDUoHSrZpbeu0saPe-O1mCgOrw0Bl3udzqOc1RmiIYe4drKOtpN2oLHvMUnPh4PtcgtJd0sPeivgIsww8s3TFWhDFRRV2cdET_dKRt5todVHlZHUL75qY/s1600/8.jpg




No comments:

Post a Comment