Friday, 28 November 2014

INSOMNIA (SUSAH TIDUR)

Insomnia

No. ICPC II : P06 Sleep disturbance
No. ICD X : G47.0 Disorders of initiating and maintaining sleep (insomnias)
Tingkat Kemampuan: 4A

Masalah Kesehatan

Insomnia adalah gejala atau gangguan dalam tidur, dapat berupa kesulitan
berulang untuk mencapai tidur, atau mempertahankan tidur yang optimal,
atau kualitas tidur yang buruk. Pada kebanyakan kasus, gangguan tidur
adalah salah satu gejala dari gangguan lainnya, baik mental (psikiatrik) atau
fisik. Secara umum lebih baik membuat diagnosis gangguan tidur yang
spesifik bersamaan dengan diagnosis lain yang relevan untu menjelaskan
secara adekuat psikopatologi dan atau patofisiologinya.

Hasil Anamnesis (Subjective)


Keluhan
Sulit masuk tidur, sering terbangun di malam hari atau mempertahankan
tidur yang optimal, atau kualitas tidur yang buruk.

Faktor Risiko
a. Adanya gangguan organik (seperti gangguan endokrin, penyakit
    jantung).
b. Adanya gangguan psikiatrik seperti gangguan psikotik, gangguan
    depresi, gangguan cemas, dan gangguan akibat zat psikoaktif.
 
Faktor Predisposisi
a. Sering bekerja di malam hari .
b. Jam kerja tidak stabil.
c. Penggunaan alkohol, cafein atau zat adiktif yang berlebihan.
d. Efek samping obat.
e. Kerusakan otak, seperti: encephalitis, stroke, penyakit Alzheimer

Hasil Pemeriksaan Fisik dan Pemeriksaan Penunjang Sederhana (Objective)


Pemeriksaan Fisik
Pada status generalis, pasien tampak lelah dan mata cekung. Bila terdapat
gangguan organik, ditemukan kelainan pada organ.

Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan spesifik tidak diperlukan.

Penegakan Diagnosis (Assessment)

Diagnosis Klinis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis.

Pedoman Diagnosis

a. Keluhan adanya kesulitan masuk tidur atau mempertahankan tidur
    atau kualitas tidur yang buruk
b. Gangguan terjadi minimal tiga kali seminggu selama minimal satu
    bulan.
c. Adanya preokupasi tidak bisa tidur dan peduli yang berlebihan terhadap
    akibatnya pada malam hari dan sepanjang siang hari.
d. Ketidakpuasan terhadap kuantitas dan atau kualitas tidur
    menyebabkan penderitaan yang cukup berat dan mempengaruhi fungsi
    dalam sosial dan pekerjaan.

Diagnosis Banding

a. Gangguan psikiatri.
b. Gangguan medik umum.
c. Gangguan neurologis.
d. Gangguan lingkungan.
e. Gangguan ritme sirkadian.

Komplikasi

Dapat terjadi penyalahgunaan zat.

Rencana Penatalaksanaan Komprehensif (Plan)


Penatalaksanaan
a. Pasien diberikan penjelasan tentang faktor-faktor risiko yang dimilikinya
    dan pentingnya untuk memulai pola hidup yang sehat dan mengatasi
    masalah yang menyebabkan terjadinya insomnia.
b. Untuk obat-obatan, pasien dapat diberikan Lorazepam 0,5 – 2 mg atau
    Diazepam 2 - 5 mg pada malam hari. Pada orang yang berusia lanjut
    atau mengalami gangguan medik umum diberikan dosis minimal efektif.
 
Konseling dan Edukasi
Memberikan informasi kepada pasien dan keluarga agar mereka dapat
memahami tentang insomnia dan dapat menghindari pemicu terjadinya
insomnia.

Kriteria Rujukan

Apabila setelah 2 minggu pengobatan tidak menunjukkan perbaikan, atau
apabila terjadi perburukan walaupun belum sampai 2 minggu, pasien dirujuk
ke fasilitas kesehatan sekunder yang memiliki dokter spesialis kedokteran
jiwa.

Sarana Prasarana

Tidak ada sarana prasarana khusus

Prognosis

Prognosis pada umumnya bonam

No comments:

Post a Comment