Saturday, 10 May 2014

KOLESISTITIS (RADANG KANDUNG EMPEDU)

Kolesistitis


No. ICPC II : D98 Cholecystitis/cholelithiasis
No. ICD X : K81.9 Cholecystitis, unspecified
Tingkat Kemampuan: 3B

Masalah Kesehatan

Kolesistitis adalah reaksi inflamasi akut atau kronis dinding kandung empedu.
Faktor yang mempengaruhi timbulnya serangan kolesistitis adalah stasis cairan empedu, infeksi kuman dan iskemia dinding kandung empedu.
Penyebab utama kolesistitis akut adalah batu kandung empedu (90%) yang terletak di duktus sistikus yang menyebabkan stasis cairan empedu.
Kolesistitis akut tanpa batu merupakan penyakit yang serius dan cenderung timbul setelah terjadinya cedera, pembedahan, luka bakar, sepsis, penyakit penyakit yang parah (terutama penderita yang menerima makanan lewat infus dalam jangka waktu yang lama).
Kolesistitis kronis adalah peradangan menahun dari dinding kandung empedu, yang ditandai dengan serangan berulang dari nyeri perut yang tajam dan hebat. Penyakit ini lebih sering terjadi pada wanita dan angka
kejadiannya meningkat pada usia diatas 40 tahun.

Hasil Anamnesis (Subjective)

Keluhan:
Kolesistitis akut:
  a. Demam
  b. Kolik perut di sebelah kanan atas atau epigastrium dan teralihkan ke bawah angulus scapula dexter, bahu kanan atau yang ke sisi kiri, kadang meniru nyeri angina pectoris, berlangsung 30-60 menit tanpa peredaan, berbeda dengan spasme yang cuma berlangsung singkat pada kolik bilier.
  c. Serangan muncul setelah konsumsi makanan besar atau makanan berlemak di malam hari malam.
  d. Flatulens dan mual

Kolesistitis kronik :
  a. Gangguan pencernaan menahun
  b. Serangan berulang namun tidak mencolok.
  c. Mual, muntah dan tidak tahan makanan berlemak
  d. Nyeri perut yang tidak jelas (samar-samar) disertai dengan sendawa.

Faktor risiko
Adanya riwayat kolesistitis akut sebelumnya.

Hasil Pemeriksaan Fisik dan Pemeriksaan Penunjang Sederhana (Objective)


Pemeriksaan Fisik
  a. Ikterik bila penyebab adanya batu di saluran empedu ekstrahepatik
  b. Teraba massa kandung empedu
  c. Nyeri tekan disertai tanda-tanda peritonitis lokal, tanda murphy positif

Pemeriksaan Penunjang
Leukositosis

Penegakan Diagnosis (Assessment)

Diagnosis Klinis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan
pemeriksaan laboratorium.

Diagnosis Banding
a. Angina pectoris
b. Appendisitis akut
c. Ulkus peptikum perforasi
d. Pankreatitis akut

Komplikasi

a. Gangren atau empiema kandung empedu
b. Perforasi kandung empedu
c. Peritonitis umum
d. Abses hati

Rencana Penatalaksanaan Komprehensif (Plan)

Penatalaksanaan
Pasien yang telah terdiagnosis kolesistitis dirujuk ke fasilitas kesehatan sekunder yang memiliki dokter spesialis penyakit dalam. Penanganan di layanan primer, yaitu:
  a. Tirah baring
  b. Puasa
  c. Pasang infus
  d. Pemberian antibiotik:
     1. Golongan penisilin: ampisilin injeksi 500mg/6jam dan amoksilin 500mg/8jam IV, atau
     2. Sefalosporin: Cefriaxon 1 gram/ 12 jam, cefotaxime 1 gram/8jam, atau
     3. Metronidazol 500mg/8jam

Konseling dan Edukasi
Keluarga diminta untuk ikut mendukung pasien untuk menjalani diet rendah lemak dan menurunkan berat badan.

Rencana Tindak Lanjut
a. Pada pasien yang pernah mengalami serangan kolesistitis akut dan kandung empedunya belum diangkat kemudian mengurangi asupan lemak dan menurunkan berat badannya harus dilihat apakah terjadi
kolesistitis akut berulang.
b. Perlu dilihat ada tidak indikasi untuk dilakukan pembedahan.

Kriteria rujukan

Pasien yang telah terdiagnosis kolesistitis dirujuk ke spesialis penyakit dalam, sedangkan bila terdapat indikasi untuk pembedahan pasien dirujuk pula ke spesialis bedah.

Sarana Prasarana

Obat-obatan

Prognosis

Prognosis umumnya dubia ad bonam, tergantung komplikasi dan beratnya penyakit.



Sumber gambar : http://www.asiancancer.com/uploads/allimg/120707/1-20120FGAKO31.jpg
                               http://www.tanyadok.com/wp-content/uploads/2011/11/Biliary_System.png

No comments:

Post a Comment