Thursday 18 September 2014

PATAH TULANG TERBUKA

Fraktur Terbuka


No. ICPC II : L76 fracture other
No. ICD X : T14. Fracture of unspecified body
Tingkat Kemampuan: 3B

Masalah Kesehatan

Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang, tulang rawan sendi, tulang
rawan epifisis baik yang bersifat total maupun parsial.
Fraktur terbuka adalah suatu fraktur dimana terjadi hubungan dengan
lingkungan luar melalui kulit sehingga terjadi kontaminasi bakteri sehingga
timbul komplikasi berupa infeksi.

Hasil Anamnesis (Subjective)

Keluhan
a. Adanya patah tulang terbuka setelah terjadinya trauma
b. Nyeri
c. Sulit digerakkan
d. Deformitas
e. Bengkak
f. Perubahan warna
g. Gangguan sensibilitas
h. Kelemahan otot

Faktor Risiko : -

Hasil Pemeriksaan Fisik dan Pemeriksaan Penunjang Sederhana (Objective)

Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi (look)
   Adanya luka terbuka pada kulit yang dapat berupa tusukan tulang yang
   tajam keluar menembus kulit atau dari luar oleh karena tertembus,
   misalnya oleh peluru atau trauma langsung dengan fraktur yang
   terpapar dengan dunia luar.
b. Palpasi (feel)
   1. Robekan kulit yang terpapar dunia luar
   2. Nyeri tekan
   3. Terabanya jaringan tulang yang menonjol keluar
   4. Adanya deformitas
   5. Panjang anggota gerak berkurang dibandingkan sisi yang sehat
c. Gerak (move)
   Umumnya tidak dapat digerakkan

Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan radiologi,berupa:
  1. Foto polos:
     Umumnya dilakukan pemeriksaan dalam proyeksi AP dan lateral
  2. Pemeriksaan radiologi lainnya sesuai indikasi dapat dilakukan
     pemeriksaan berikut, antara lain: radioisotope scanning tulang,
     tomografi, artrografi, CT-scan, dan MRI
b. Pemeriksaan darah rutin dan golongan darah, untuk menilai kebutuhan
penambahan darah, memantau tanda-tanda infeksi.

Penegakan Diagnosis (Assessment)

Diagnosis klinis
Diagnosis ditegakkan berdasar anamnesis, pemeriksaan fisik dan penunjang.

Klasifikasi

 
Fraktur terbuka dibagi menjadi tiga kelompok:
a. Grade I
    1. Fraktur terbuka dengan luka kulit kurang dari 1 cm dan bersih
    2. Kerusakan jaringan minimal, frakturnya simple atau oblique dan
        sedikit kominutif .
b. Grade II
    1. Fraktur terbuka dengan luka robek lebih dari 1 cm, tanpa ada
        kerusakan jaringan lunak,
    2. Flap kontusio avulsi yang luas serta fraktur kominutif sedang dan
        kontaminasi sedang.
c. Grade III
    Fraktur terbuka segmental atau kerusakan jaringan lunak yang luas
    atau amputasi traumatic, derajad kontaminasi yang berat dan trauma
    dengan kecepatan tinggi.
    Fraktur grade III dibagi menjadi tiga, yaitu:
    1. Grade IIIa : Fraktur segmental atau sangat kominutif penutupan
        tulang dengan jaringan lunak cukup adekuat.
    2. Grade IIIb : Trauma sangat berat atau kehilangan jaringan lunak
        yang cukup luas, terkelupasnya daerah periosteum dan
        tulang tampak terbuka, serta adanya kontaminasi yang
       cukup berat.
   3. Grade IIIc : Fraktur dengan kerusakan pembuluh darah.
Diagnosis Banding : -

Komplikasi
a. Perdarahan, syok septik sampai kematian
b. Septikemia, toksemia oleh karena infeksi piogenik
c. Tetanus
d. Gangren
e. Perdarahan sekunder
f. Osteomielitis kronik
g. Delayed union
h. Nonunion dan malunion
i. Kekakuan sendi
j. Komplikasi lain oleh karena perawatan yang lama

Rencana Penatalaksanaan Komprehensif (Plan)

Prinsip penanganan fraktur terbuka
a. Semua fraktur terbuka dikelola secara emergensi.
b. Lakukan penilaian awal akan adanya cedera lain yang dapat
    mengancam jiwa.
c. Lakukan irigasi luka
d. Lakukan stabilisasi fraktur
e. Pasang cairan dan berikan antibiotika intravena yang sesuai dan
    adekuat misalnya setriakson dan segera rujuk ke layanan sekunder.





Penatalaksanaan
a. Pembersihan terhadap luka fraktur, dengan cara irigasi dengan NaCl
    fisiologis secara mekanis untuk mengeluarkan benda asing yang
    melekat.
b. Balut luka untuk menghentikan perdarahan, pada fraktur dengan
    tulang menonjol keluar sedapat mungkin dihindari memasukkan
    komponen tulang tersebut kembali ke dalam luka.
c. Fraktur dengan luka yang berat memerlukan suatu traksi skeletal.
    Fraktur grade II dan III sebaiknya difiksasi dengan fiksasi eksterna. Alat
    sederhana yang bisa digunakan dalam
d. Pemberian antibiotika: merupakan cara efektif mencegah terjadinya
    infeksi pada fraktur terbuka. Antibiotika yang diberikan sebaiknya
    dengan dosis yang besar. Untuk fraktur terbuka antibiotika yang
    dianjurkan adalah golongan cephalosporin, dan dikombinasi dengan
    golongan aminoglikosida.
e. Pencegahan tetanus: Semua penderita dengan fraktur terbuka perlu
    diberikan pencegahan tetanus. Pada penderita yang telah mendapat
    imunisasi aktif cukup dengan pemberian toksoid tapi bagi yang belum,
    dapat diberikan 250 unit tetanus imunoglobulin (manusia).
    Pasien segera dirujuk setelah kondisi lebih stabil.

Kriteria Rujukan

Langsung dirujuk dengan tetap mengawasi tanda vital dan memberikan
penanganan awal.

Sarana Prasarana

a. Alat untuk memeriksa tanda vital (tensi, stetoskop, thermometer)
b. Meteran
c. Perban
d. Spalk

Prognosis

Prognosis quo ad fungsionam adalah dubia ad bonam, tergantung pada
kecepatan dan ketepatan tindakan yang dilakukan.




Sumber gambar : https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjIEL-QzSIHH7UyanQmvpMqKjsgoOQ_sJYk0jsTkI235yjaL7npMZWnU2Y0PRikbYJC1FrM4NzJNHKcBRsoZdGa9zX4x3LXsVqJEjABlNIjZztzwYs9UEGkELAD2oH6FHospw_CP1n-WnK1/s1600/Patah+Tulang+Terbuka-Tertutup.jpg


 
http://endrosambodo1984.files.wordpress.com/2012/03/picture27.png

No comments:

Post a Comment