Wednesday, 3 September 2014

INFARK SEREBRAL/STROKE

Infark Serebral/Stroke


 
No. ICPC II : K90 Stroke/cerebrovascular accident
No. ICD X : I63.9 Cerebral infarction, unspecified
Tingkat Kemampuan: 3B

Masalah Kesehatan

Stroke adalah defisit neurologis fokal yang terjadi mendadak, lebih dari 24 jam
dan disebabkan oleh faktor vaskuler. Berdasarkan Riskesdas 2007, stroke
merupakan penyebab kematian yang utama di Indonesia.

Hasil Anamnesis(Subjective)

Keluhan
Keluhan mendadak berupa:
a. Kelumpuhan anggota gerak satu sisi (hemiparesis)
b. Gangguan sensorik satu sisi tubuh
c. Hemianopia (buta mendadak)
d. Diplopia
e. Vertigo
f. Afasia
g. Disfagia
h. Disarthria
i. Ataksia
j. Kejang atau penurunan kesadaran

Untuk memudahkan digunakan istilah FAST (facial movement, Arm Movement,
Speech, Test all three).

Faktor Risiko
a. Faktor risiko yang tidak bisa dimodifikasi
   1. Usia
   2. Jenis kelamin
   3. Genetik
b. Faktor risiko yang dapat dimodifikasi
   1. Hipertensi
   2. DM
   3. Penyakit jantung
   4. Dislipidemia
   5. Merokok
   6. Pernah mengalami TIA atau stroke
   7. Polisitemia
   8. Obesitas
   9. Kurang olahraga
 10. Fibrinogen tinggi

Hasil Pemeriksaan Fisik dan Pemeriksaan Penunjang Sederhana (Objective)

Pemeriksaan Fisik
a. Pemeriksaan tanda vital
   1. Pernapasan
   2. Nadi
   3. Suhu
   4. Tekanan darah harus diukur kanan dan kiri
b. Pemeriksaaan jantung paru
c. Pemeriksaan bruitkarotis
d. Pemeriksaan abdomen
e. Pemeriksaan ekstremitas
f. Pemeriksaan neurologis
   1. Kesadaran : kualitatif dan kuantitatif (Glassgow Coma Scale = GCS)
   2. Tanda rangsang meningeal : kaku kuduk, lasseque, kernig, brudzinsky
   3. Saraf kranialis: sering mengenai nervus VII, XII, IX walaupun nervus
       kranialis lain bisa terkena
4. Motorik : kekuatan, tonus, refleks fisiologis, refleks patologis
5. Sensorik
6. Pemeriksaan fungsi luhur
7. Pada pasien dengan kesadaran menurun, perlu dilakukan
    pemeriksaan refleks batang otak:
    • Refleks kornea
    • Refleks pupil terhadap cahaya
    • Refleks okulo sefalik
    • Keadaan refleks respirasi

Pemeriksaan Penunjang : -

Penegakan Diagnosis (Assessment)

Diagnosis klinis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik.
Klasifikasi
Stroke dibedakan menjadi:
a. Stroke hemoragik biasanya disertai dengan sakit kepala hebat, muntah,
    penurunan kesadaran, tekanan darah tinggi.



b. Stroke iskemik biasanya tidak disertai dengan sakit kepala hebat,
    muntah, penurunan kesadaran dan tekanan darah tidak tinggi.

Diagnosis Banding

Membedakan stroke iskemik dan stroke hemoragik sangat penting untuk
penatalaksanaan pasien.

Komplikasi

Umumnya komplikasi terjadi jika interval serangan stroke dengan
pemeriksaan atau kunjungan ke pelayanan primer terlambat. Komplikasi yang
biasanya ditemukan adalah dehidrasi, pneumonia, ISK.

Rencana Penatalaksanaan Komprehensif (Plan)

 
Penatalaksanaan
a. Stabilisasi pasien dengan tindakan ABC.
b. Pertimbangkan intubasi jika kesadaran stupor atau koma atau gagal nafas.
c. Pasang jalur infus IV dengan larutan NaCl 0,9% dengan kecepatan 20
    ml/jam (jangan memakai cairan hipotonis seperti dekstrosa 5% dalam
    air dan SALIN 0,45% karena dapat memperhebat edema otak).
d. Berikan O2: 2-4 liter/menit via kanul hidung.
e. Jangan memberikan makanan atau minuman lewat mulut.

Stroke Hemoragik
a. Menurunkan tekanan darah untuk mencegah perdarahan ulang pada
   orang yang dasarnya normotensif (tensi normal) diturunkan sampai
   sistolik 160 mmHg, pada orang dengan hipertensi sedikit lebih tinggi.
b. Tekanan dalam rongga tengkorak diturunkan dengan cara meninggikan
    posisi kepala 15-30% (satu bantal) sejajar dengan bahu
    Pasien dirujuk setelah kondisi lebih stabil.

Rencana Tindak Lanjut

a. Memodifikasi gaya hidup sehat
    1. Memberi nasehat untuk tidak merokok atau menghindari lingkungan
        perokok
    2. Menghentikan atau mengurangi konsumsi alkohol
    3. Mengurangi berat badan pada penderita stroke yang obes
    4. Melakukan aktivitas fisik sedang pada pasien stroke iskemik atau
        TIA. Intensitas sedang dapat didefinisikan sebagai aktivitas fisik yang
        cukup berarti hingga berkeringat atau meningkatkan denyut jantung
        1-3 kali perminggu.
b. Mengontrol faktor risiko
    1. Tekanan darah
    2. Gula darah pada pasien DM
    3. Kolesterol
    4. Trigliserida
    5. Jantung
c. Pada pasien stroke iskemik diberikan obat-obat antiplatelet: asetosal,
klopidogrel

Konseling dan Edukasi
a. Mengedukasi keluarga agar membantu pasien untuk tidak terjadinya
    serangan kedua.
b. Jika terjadi serangan berikutnya segera mendatangi pelayanan primer.
c. Mengawasi agar pasien teratur minum obat.
d. Membantu pasien menghindari faktor risiko.

Kriteria Rujukan

Semua pasien stroke setelah ditegakkan diagnosis dan diberikan penanganan
awal selanjutnya dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan sekunder yang
memiliki dokter spesialis saraf.

Sarana Prasarana

a. Alat pemeriksaan neurologis.
b. Infus set.
c. Oksigen.
d. Obat antiplatelet.

Prognosis

Prognosis adalah dubia, tergantung luas dan letak lesi. Untuk stroke
hemorrhagic sebagian besar dubia ad malam.

No comments:

Post a Comment