Pages

Thursday, 25 December 2014

GANGGUAN CAMPURAN ANXIETAS DAN DEPRESI

Gangguan Campuran Anxietas dan Depresi


No. ICPC II : P74 Anxiety Disorder (anxiety state)
No. ICD X : F41.2 Mixed Anxiety and Depression Disorder
Tingkat Kemampuan: 3A

Masalah Kesehatan

Gangguan yang ditandai oleh adanya gejala-gejala anxietas (kecemasan) dan
depresi bersama-sama, dan masing-masing gejala tidak menunjukkan
rangkaian gejala yang cukup berat untuk dapat ditegakkannya suatu
diagnosis tersendiri. Untuk gejala anxietas, beberapa gejala autonomik harus
ditemukan, walaupun tidak terus menerus, di samping rasa cemas atau
khawatir berlebihan.

Hasil Anamnesis (Subjective)


Keluhan
Biasanya pasien datang dengan keluhan fisik seperti: nafas pendek/cepat,
berkeringat, gelisah, gangguan tidur, mudah lelah, jantung berdebar,
gangguan lambung, diare, atau bahkan sakit kepala yang disertai dengan rasa
cemas/khawatir berlebihan.

Allo dan Auto Anamnesis tambahan:
a. Adanya gejala seperti minat dalam melakukan aktivitas/semangat yang
    menurun, merasa sedih/murung, nafsu makan berkurang atau
    meningkat berlebihan, sulit berkonsentrasi, kepercayaan diri yang
    menurun, pesimistis.
b. Keluhan biasanya sering terjadi, atau berlangsung lama, dan terdapat
    stresor kehidupan.
c. Menyingkirkan riwayat penyakit fisik dan penggunaan zat (alkohol,
    tembakau, stimulan, dan lain-lain

Faktor Risiko
a. Adanya faktor biologis yang mempengaruhi, antara lain hiperaktivitas
    sistem noradrenergik, faktor genetik.
b. Ciri kepribadian tertentu yang imatur dan tidak fleksibel, seperti ciri
    kepribadian dependen, skizoid, anankastik, cemas menghindar.
c. Adanya stresor kehidupan.

Hasil Pemeriksaan Fisik dan Pemeriksaan Penunjang Sederhana (Objective)


Pemeriksaan Fisik
Respirasi meningkat, tekanan darah dapat meningkat, dan tanda lain sesuai
keluhan fisiknya.

Pemeriksaan penunjang
Laboratorium dan penunjang lainnya tidak ditemukan adanya tanda yang
bermakna. Pemeriksaan laboratorium bertujuan untuk menyingkirkan
diagnosis banding sesuai keluhan fisiknya.

Penegakan Diagnosis (Assessment)


Diagnosis Klinis
Diagnosis klinis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik.
Kriteria diagnosis berdasarkan ICD 10, yaitu: adanya gejala-gejala kecemasan
dan depresi yang timbul bersama-sama, dan masing-masing gejala tidak
menunjukkan rangkaian gejala yang cukup berat untuk dapat ditegakkannya
suatu diagnosis tersendiri.
a. Gejala-gejala kecemasan antara lain:
   1. Kecemasan atau khawatir berlebihan, sulit berkonsentrasi
   2. Ketegangan motorik: gelisah, sakit kepala, gemetaran, tegang, tidak
       dapat santai
   3. Aktivitas autonomik berlebihan: palpitasi, berkeringat berlebihan,
       sesak nafas, mulut kering,pusing, keluhan lambung, diare.
b. Gejala-gejala depresi antara lain:
   1. Suasana perasaan sedih/murung.
   2. Kehilangan minat/kesenangan (menurunnya semangat dalam
       melakukan aktivitas)
   3. Mudah lelah
   4. Gangguan tidur
   5. Konsentrasi menurun
   6. Gangguan pola makan
   7. Kepercayaan diri yang berkurang
   8. Pesimistis
   9. Rasa tidak berguna/rasa bersalah

Diagnosis Banding
a. Gangguan Cemas (Anxietas) Organik
b. Gangguan Mental dan Perilaku Akibat Penggunaan Zat
c. Gangguan Depresi
d. Gangguan Cemas Menyeluruh
e. Gangguan Panik
f. Gangguan Somatoform

Rencana Penatalaksanaan Komprehensif (Plan)


Penatalaksanaan
a. Non-farmakologi
   1. Konseling dan edukasi pada pasien dan keluarga
       • Karena gangguan campuran cemas depresi dapat mengganggu
         produktivitas pasien, keluarga perlu memahami bahwa hal ini
         bukan karena pasien malas atau tidak mau mengerjakan
         tugasnya, melainkan karena gejala-gejala penyakitnya itu sendiri,
         antara lain mudah lelah serta hilang energi. Oleh sebab itu,
         keluarga perlu memberikan dukungan agar pasien mampu dan
         dapat mengatasi gejala penyakitnya.
       • Gangguan campuran anxietas dan depresi kadang-kadang
         memerlukan pengobatan yang cukup lama, diperlukan dukungan
         keluarga untuk memantau agar pasien melaksanakan
         pengobatan dengan benar, termasuk minum obat setiap hari.
   2. Intervensi Psikososial
      • Lakukan penentraman (reassurance) dalam komunikasi
         terapeutik, dorong pasien untuk mengekspresikan pikiran
         perasaan tentang gejala dan riwayat gejala.
      • Beri penjelasan adanya pengaruh antara faktor fisik dan
         psikologis, termasuk bagaimana faktor perilaku, psikologik dan
         emosi berpengaruh mengeksaserbasi gejala somatik yang
         mempunyai dasar fisiologik.
      • Bicarakan dan sepakati rencana pengobatan dan follow-up,
         bagaimana menghadapi gejala, dan dorong untuk kembali ke
         aktivitas normal.
      • Ajarkan teknik relaksasi (teknik nafas dalam)
      • Anjurkan untuk berolah raga teratur atau melakukan aktivitas
         yang disenangi serta menerapkan perilaku hidup sehat.
      • Ajarkan untuk selalu berpikir positif dan manajemen stres
         dengan baik.

b. Farmakologi:
   1. Untuk gejala kecemasan maupun depresinya, diberikan antidepresan
       dosis rendah, dapat dinaikkan apabila tidak ada perubahan yang
       signifikan setelah 2-3 minggu:
       fluoksetin 1x10-20 mg/hari atau
       sertralin 1x25-50 mg/hari atau
       amitriptilin 1x12,5-50 mg/hari atau
       imipramin1-2x10-25 mg/hari.
       Catatan: amitriptilin dan imipramin tidak boleh diberikan
       pada pasien dengan penyakit jantung, dan pemberian berhati-hati
       untuk pasien lansia karena efek hipotensi ortostastik
       (dimulai dengan dosis minimal efektif).
   2. Pada pasien dengan gejala kecemasan yang lebih dominan dan atau
       dengan gejala insomnia dapat diberikan kombinasi Fluoksetin atau
       sertralin dengan antianxietas benzodiazepin. Obat-obatan
       antianxietas jenis benzodiazepin yaitu: diazepam 1 x 2-5 mg atau
        lorazepam 1-2x0,5-1 mg atau klobazam 2 x 5-10 mg atau alprazolam
       2 x 0,25-0,5mg. Setelah kira-kira 2-4 minggu benzodiazepin
       ditappering-off perlahan, sementara antidepresan diteruskan hingga
       4-6 bulan sebelum di tappering-off. Hati-hati potensi penyalahgunaan
       pada alprazolam karena waktu paruh yang pendek.

Kriteria Rujukan

Pasien dapat dirujuk setelah didiagnosis mengalami gangguan ini, terutama
apabila gejala progresif dan makin bertambah berat yang menunjukkan gejala
depresi seperti pasien menolak makan, tidak mau merawat diri, ada
ide/tindakan bunuh diri; atau jika tidak ada perbaikan yang signifikan dalam
2-3 bulan terapi.

Sarana Prasarana

Tidak ada sarana prasarana khusus.

Prognosis

Pada umumnya prognosis gangguan ini adalah bonam.




Sumber gambar :  http://obatdepresi.com/wp-content/uploads/2012/09/depresi-hamilthebill-dalam.jpg

No comments:

Post a Comment