Pages

Saturday, 3 May 2014

PAROTITIS

Parotitis


No. ICPC II : D83 Mouth/tounge/lip disease
No. ICD X : K11.2 Sialoadenitis
Tingkat Kemampuan: 4A

Masalah Kesehatan

Parotitis adalah peradanganyang terjadi pada kelenjar saliva atau yang lebih dikenal dengan kelenjar parotis.Kematian akibat penyakit parotitis sangat jarang ditemukan.Parotitis paling sering merupakan bentuk komplikasi dari penyakit yang mendasarinya.
Parotitis Sindrom Sjögren memiliki rasio laki-perempuan 1:9. Parotitis dapat berulang saat masa kecil lebih sering terjadi pada laki-laki dibandingkan pada perempuan.
Parotitis viral (gondongan) paling sering terjadipada anak-anak

Hasil Anamnesis (Subjective)

Keluhan
a. Demam
b. Pembengkakan pada kelenar parotis mulai dari depan telinga hingga rahang bawah
c. Nyeri terutama saat mengunyah makanan dan mulut terasa kering.

Tanda dan gejala pada penyakit parotitis berdasarkan penyebabnya dibagi menjadi 2 bagian, yaitu:
a. Parotitis akut
1. Parotitis bakteri akut: bengkak, nyeri pada kelenjar dan demam, mengunyah menambah rasa sakit.
2. Parotitis virus akut (gondong): Nyeri, bengkak pad akelenjar 5-9 hari terakhir. Malaise moderat, anoreksia, dan demam.
3. Parotitis tuberkulosis: nyeri tekan, bengkak pada salah satukelenjar parotid, gejala tuberkulosis dapat ditemukan dibeberapa kasus.

b. Parotitis kronik
1. Sjogren syndrome: pembengkakan salah satu atau kedua kelenjar parotis tanpa sebab yang jelas, sering berulang, dan bersifat kronik, mata dan mulut kering.
2. Sarkoidosis: nyeri tekan pada pembengkakan kelenjar parotis.

Faktor Risiko: -

Hasil Pemeriksaan Fisik dan Pemeriksaan Penunjang Sederhana (Objective)

Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik pada kelenjarparotis dapat ditemukan tanda-tanda berupa:
  a. Demam
  b. Pembengkakan kelenjar parotis
  c. Eritema pada kulit.
  d. Nyeri tekan di kelenjar parotis.
  e. Terdapat air liur purulen.

Pemeriksaan Penunjang–dilakukan di layanan sekunder:
Pemeriksaan laboratorium : untuk menganalisa cairan saliva, dengan
dilakukan pemeriksaan anti-SS-A, anti-SS-B, dan faktor rhematoid yang dapat mengetahui adanya penyakit autoimun.

Penegakan Diagnosis (Assessment)

Diagnosis Klinis
Diagnosis ditegakkan berdasar anamnesis, pemeriksaan fisik dan penunjang.

Diagnosis Banding
a. Neoplasma kelenjar saliva
b. Pembesaran kelenjar getah bening karena penyebab lain

Komplikasi

a. Infeksi gigi dan karies
b. Infeksi ke kelenjar gonad

Rencana Penatalaksanaan Komprehensif (Plan)

Penatalaksanaan
a. Memberikan informasi selengkapnya kepada pasien / orang tua pasien, dan keluarga mengenai penyakit parotitis. Menjaga kebersihan gigi dan mulut sangat efektif untuk mencegah parotitis yang disebakan oleh
bakteri dan virus.
b. Farmakologis:
   1. Tatalaksana simptomatis sesuai gejala yang dirasakan.
   2. Antibiotik: Antibiotik spektrum luas dapat diberikan pada kasus parotitis bakteri akut yang disebabkanoleh bakteri.
   3. Bila kondisi tidak membaik, segera rujuk ke layanan sekunder.

Konseling dan Edukasi

Pendekatan keluarga dapat dilakukan dengan membantu pihak keluarga untuk memahami penyakit parotitis ini, dengan menjelaskan kepada keluarga pentingnya melakukkan vaksin parotitis yang dapat mencegah terjadinya penularan penyakit ini.

Kriteria Rujukan

Bila kasus tidak membaik dengan pengobatan adekuat di layanan primer, segera rujuk ke layanan sekunder dengan dokter spesialis anak atau dokter spesialis penyakit dalam.

Sarana Prasarana

Obat antibiotik

Prognosis

Prognosis umumnya bonam, namun sanationam dapat dubia, karena keluhan dapat terjadi berulang.



Sumber gambar : http://blog.jilbab-muslimah.com/wp-content/uploads/2013/08/gondongan1.jpg

1 comment: