Pages

Saturday, 17 May 2014

HORDEOLUM (BINTITAN)

Hordeolum


No. ICPC II : F72 Blepharitis/stye/chalazion
No. ICD X : H00.0 Hordeolum and other deep inflammation of eyelid
Tingkat Kemampuan: 4A

Masalah Kesehatan

Hordeolum adalah peradangan supuratif kelenjar kelopak mata. Biasanya merupakan infeksi Staphylococcus pada kelenjar sebasea kelopak.
Dikenal dua bentuk hordeolum internum dan eksternum.
Hordolum eksternum merupakan infeksi pada kelenjar Zeiss atau Moll.
 
Hordeolum internum merupakan infeksi kelenjar Meibom yang terletak di dalam tarsus.
 
Hordeolum mudah timbul pada individu yang menderita blefaritis dan konjungtivitis menahun.

Hasil Anamnesis (Subjective)

Keluhan
Pasien datang dengan keluhan kelopak yang bengkak disertai rasa sakit.
Gejala utama hordeolum adalah kelopak yang bengkak dengan rasa sakit dan mengganjal, merah dan nyeri bila ditekan, serta perasaan tidak nyaman dan sensasi terbakar pada kelopak mata

Hasil Pemeriksaan Fisik dan Pemeriksaan Penunjang Sederhana (Objective)

Pemeriksaan Fisik Oftalmologis
Ditemukan kelopak mata bengkak, merah, dan nyeri pada perabaan. Nanah dapat keluar dari pangkal rambut (hordeolum eksternum). Apabila sudah terjadi abses dapat timbul undulasi.

Pemeriksaan Penunjang
Tidak diperlukan

Penegakan Diagnosis (Assessment)

Diagnosis Klinis
Penegakan diagnosis dengan anamnesis dan pemeriksaan fisik.

Diagnosis Banding
a. Selulitis preseptal
b. Kalazion
c. Granuloma piogenik

Komplikasi

a. Selulitis palpebra.
b. Abses palpebra.

Rencana Penatalaksanaan Komprehensif (Plan)

Penatalaksanaan
a. Mata dikompres hangat 4-6 kali sehari selama 15 menit setiap kalinya untuk membantu drainase. Tindakan dilakukan dengan mata tertutup.
b. Kelopak mata dibersihkan dengan air bersih atau pun dengan sabun atau sampo yang tidak menimbulkan iritasi, seperti sabun bayi. Hal ini dapat mempercepat proses penyembuhan. Tindakan dilakukan dengan
mata tertutup.
c. Jangan menekan atau menusuk hordeolum, hal ini dapat menimbulkan infeksi yang lebih serius.
d. Hindari pemakaian make-up pada mata, karena kemungkinan hal itu menjadi penyebab infeksi.
e. Jangan memakai lensa kontak karena dapat menyebarkan infeksi ke kornea.
f. Pemberian terapi topikal dengan Oxytetrasiklin salep mata atau kloramfenikol salep mata setiap 8 jam. Apabila menggunakan kloramfenikol tetes mata sebanyak 1 tetes tiap 2 jam.
g. Pemberian terapi oral sistemik dengan eritromisin 500 mg pada dewasa dan anak sesuai dengan berat badan atau dikloksasilin 4 kali sehari selama 3 hari.

Pemeriksaan Penunjang Lanjutan
Tidak diperlukan

Konseling dan Edukasi
Penyakit hordeolum dapat berulang sehingga perlu diberi tahu pasien dan keluarga untuk menjaga higiene dan kebersihan lingkungan

Rencana Tindak Lanjut
Bila dengan pengobatan konservatif tidak berespon dengan baik, maka prosedur pembedahan mungkin diperlukan untuk membuat drainase pada hordeolum.

Kriteria rujukan

a. Bila tidak memberikan respon dengan pengobatan konservatif.
b. Hordeolum berulang.

Sarana Prasarana

Peralatan bedah minor

Prognosis

Prognosis pada umumnya bonam




Sumber gambar :
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/7/7a/Hordeolum.JPG
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg5zuRrRz6vs54pO0iyXVpAMBmoUpuRYVv_KjpOCbvGsgpZ1-AyYWHwvhZevy7eyA4tYotJTqh7-DzcxNVx4i6h1cm1PfdkJE4s4PBAwfPJVpsVHbE6YpcFYBtgdnedW4eHMIyY3tnU2wQ_/s1600/hordeolum_stye.jpg
https://encrypted-tbn3.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcTDZj2K52PHY_qwi0h-hWFj-F4_9oAl_4VIrl4EMsXj3JuypsbR

No comments:

Post a Comment